Breaking

Kamis, 08 Maret 2018

Menawarkan Gerakan Sadar Ekologi-Agraria

Sumber foto: Suara Nasional


Indonesia Darurat Ekologi-Agraria
Konflik agraria di Indonesia semakin memprihatinkan. Konsorsium Pembaharuan Agraria (KPA) mencatat sepanjang tahun 2015 terjadi 252 kasus dengan luasan 400.430 hektar dan melibatkan 108.714 keluarga. Dari banyaknya kasus tersebut, tercatat korban tewas lima orang, tertembak aparat 39, luka-luka 124 dan ditahan (dikriminalisasi) 278 orang.

Dari sebaran wilayah konflik, Riau menempati urutan pertama dengan kasus terbanyak (14,4%). Kemudian disusul Jawa Timur (13,6%), Sumatera Selatan (9,2%) dan Sulawesi Tenggara (6,4%). Sedangkan Jawa Tengah menyumbangkan angka kasus ekologi dan agraria sebanyak 3,6%.

Di Jawa Tengah misalnya, kasus konflik agraria terjadi dibeberapa kawasan. Diantaranya konflik sengketa lahan antara petani dengan militer di pesisir pantai Urutsewu, Kebumen. Tercatat beberapa kali terjadi tindak kekerasan dilakukan pihak militer kepada warga yang melakukan aksi penolakan atas klaim tanah selebar 500 meter dari bibir pantai sepanjang 22,5 km tersebut, oleh pihak militer. Kasus yang terjadi di 13 desa di 3 kecamatan (bulus pesantren, ambal dan mirit) tersebut, sampai sekarang belum ada titik temu.


Selengkapnya:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar