![]() |
Wak Nur nggitik (memangkas rambut) seorang bocah. (RK-8/12/17) |
Ada Saran dari Wak Nur
Kita lanjutkan. Sepertinya Wak
Nur lagi banyak pelanggan, nih.
Ramons nyelonong masuk tanpa permisi. Bak
pelanggan pangkas.
Ehm..ehm..,
saya memulai pembicaraan. Menanyakan kesiapan Wak Nur dan timnya. Namun
sebelumnya saya beri pengantar tentang acara Jum’at depan itu.
Pandangan Wak Nur mulai berubah.
Ia mulai memunculkan senyum sinisnya. “Sepertinya ada yang salah ini”, ucapku
dalam hati.
Benar ternyata. Wak Nur
membeberkan kritik dan sarannya. Ia rada
kurang klik pada acara kali ini. Menurutnya,
kurang tepat sasaran.
Target awal komunitas, cukur
gratis hanya untuk kalangan difabel, anak yatim dan kelompok warga yang sangat
membutuhkan. Layaknya saat Weleri Barberman Show jilid satu. Sedangkan kalangan
umum dikenakan tarif seikhlasnya. Dananya yang terkumpul akan dimanfaatkan
untuk amal ke kalangan yang membutuhkan.
Yah, betul juga sih. Emang
tujuan awalnya seperti itu. Acara
jilid dua ini, memang untuk warga umum di sekitar lokasi Karya Buah Futsal.
Tapi kami tak habis akal. Mumpung
masih ada waktu. Saya, Ramons dan Mas Ari berkomunikasi lagi dengan tuan rumah,
agar memperbanyak peserta sesuai yang ditargetkan. Ternyata sulit. Di sekitar
situ tak ada yayasan panti asuhan maupun sekolah difabel.
Berhubung disana banyak pesantren, nemu-nya mentok cuma dari kalangan santri. Tapi tak mengapa, mereka
juga kalangan yang harus dimuliakan.
Malam Seninnya, usai koordinasi
dengan Mas Ari, saya coba menemui Ormas Pemuda di sekitar lokasi. Meminta
bantuan mereka mencari peserta dari kalangan yatim dan difabel. Mereka bersedia
dan meminta waktu untuk mengonfirmasinya hari Rabu. Yah, yang penting usaha dulu. Hasilnya belakangan.
---
(bersambung ke bagian 5)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar