Breaking

Senin, 18 Desember 2017

Dibalik Weleri Barberman Show #2 (Bagian 4)

Wak Nur nggitik (memangkas rambut) seorang bocah. (RK-8/12/17)

Ada Saran dari Wak Nur
Kita lanjutkan. Sepertinya Wak Nur lagi banyak pelanggan, nih. Ramons nyelonong masuk tanpa permisi. Bak pelanggan pangkas.

Ehm..ehm.., saya memulai pembicaraan. Menanyakan kesiapan Wak Nur dan timnya. Namun sebelumnya saya beri pengantar tentang acara Jum’at depan itu.

Pandangan Wak Nur mulai berubah. Ia mulai memunculkan senyum sinisnya. “Sepertinya ada yang salah ini”, ucapku dalam hati.

Benar ternyata. Wak Nur membeberkan kritik dan sarannya. Ia rada kurang klik pada acara kali ini. Menurutnya, kurang tepat sasaran.

Target awal komunitas, cukur gratis hanya untuk kalangan difabel, anak yatim dan kelompok warga yang sangat membutuhkan. Layaknya saat Weleri Barberman Show jilid satu. Sedangkan kalangan umum dikenakan tarif seikhlasnya. Dananya yang terkumpul akan dimanfaatkan untuk amal ke kalangan yang membutuhkan.  

Yah, betul juga sih. Emang tujuan awalnya seperti itu. Acara jilid dua ini, memang untuk warga umum di sekitar lokasi Karya Buah Futsal.

Tapi kami tak habis akal. Mumpung masih ada waktu. Saya, Ramons dan Mas Ari berkomunikasi lagi dengan tuan rumah, agar memperbanyak peserta sesuai yang ditargetkan. Ternyata sulit. Di sekitar situ tak ada yayasan panti asuhan maupun sekolah difabel.

Berhubung  disana banyak pesantren, nemu-nya mentok cuma dari kalangan santri. Tapi tak mengapa, mereka juga kalangan yang harus dimuliakan.  

Malam Seninnya, usai koordinasi dengan Mas Ari, saya coba menemui Ormas Pemuda di sekitar lokasi. Meminta bantuan mereka mencari peserta dari kalangan yatim dan difabel. Mereka bersedia dan meminta waktu untuk mengonfirmasinya hari Rabu. Yah, yang penting usaha dulu. Hasilnya belakangan.



---

(bersambung ke bagian 5)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar